”… Hangatkan suasana / Dalam beragam nuansa/ Musikpun menyapa/ Tak perlu dirimu bertanya/ Dengarkanlah lagu dari Tompi/ Santai dengan secangkir kopi/ Beli CD original tanpa kompromi/ Sebab musisi jadi promosi/ Musik Indonesia masih punya level/ Tak perlu copy paste trend dalam sebuah level/ Mengapa tak menjadi diri sendiri duplikat sample/ Kita adalah seniman yang berjiwa strugle…”
Begitu provokasi Teuku Adi Fitrian, atau lebih dikenal dengan nama panggung Tompi, terhadap kondisi indrustri musik tanah air dalam lagu “Intro (Dengarkan Suaraku)” hasil kolaborasi ”spontan” bersama rapper Wizzow dari Batik Tribe. Intro ini sekaligus menjadi pengantar pada materi-materi lain di album terbarunya, Sedari Awal 03-12.
Rekaman Tompi kali ini mendekati album konsep dimana secara garis besar ada dua bab didalamnya. Bab pertama adalah kumpulan lagu baru yang belum pernah ia sendiri publikasikan sedang bab lain adalah rekam ulang tujuh lagu lama yang dikerjakan secara ”spontan” dan direkam ”live” di studio.
Tompi merekam 3 lagu baru secara tracking, termasuk diantaranya “Waktu Takkan Mampu” yang dijagokan menjadi single di radio-radio. Point of sale lagu ini selain tentu vocal style dan lirik cinta khas Tompi adalah sejarah lagu itu yang sebelumnya pernah ”dirampas” penyanyi Shanty untuk album, Bintang Utara, yang diproduseri oleh Tompi. ”Waktu Takkan Mampu” versi self-covered Tompi menjadi lebih fresh dan dinamis dengan aransemen bernuansa groovy gaya 80an oleh Yudhistira Arianto, soulmate musikalnya yang telah bekerja sama sejak ia merilis single ”Cinta yang Kucari” di tahun 2003 dalam album kompilasi Fenomena.
Dua materi lainnya yang juga diaransemen Yudhis dan musik diisi para pendukung album Tak Pernah Setengah Hati adalah “Takkan Terlekang” dan ”Kesalahan”. Lagu kedua sedikit mencuri perhatian dengan memasukkan sampel gamelan Bali di awal dan akhir lagu mengantarkan notasi vokal ”slendro” Tompi.
Materi-materi yang Tompi rekam ulang adalah tujuh hitsnya yang sering dibawakan ketika tampil di atas panggung. Disebut dalam halaman website labelnya, E-motion, sudah lama Tompi bermimpi punya album “live recording”, dan akhirnya lewat album ke-6 inilah Tompi membuatnya menjadi nyata. Lagu-lagu itu dikerjakan secara ”spontan” mendekati peforma panggung dan direkam di studio LikeEarth oleh Riza Arshad dengan didukung oleh line-up musisi yang sedikit berbeda, diantaranya menghadirkan drummer Asia Beat-Bali Lounge asal Malaysia Lewis Pragasam dan brass sections yang terdiri dari saksofon dan dua peniup tumpet.
Lagu-lagu yang digagas ulang tersebut adalah ”Selalu Denganmu” (versi asli di album selft title Tompi), “Lulu dan Siti” (album Playful), “Sedari Dulu” dan “Menghujam Jantungku” (keduanya dari album My Live Life), medley “Cinta Yang Kucari”-“Salahkah”, serta “This Way” dan “Tentang Kamu” (album Tompi). Oleh Tompi mereka bukan sekadar direkam live, tapi diaransemen lebih hidup, lebih organik dengan tambahan brass sections plus semangat jazz yang kental sesuai musikalitas Tompi yang penuh improvisasi. Lagu ”Tentang Kamu” merupakan kolaborasi Tompi dengan gaya toasting khas Ras Muhamad, yang ia sebutkan menjadi lebih bercerita dengan sentuhan reggae.
Secara keselurahan album ini berhasil membuktikan apa yang Tompi antarkan di intro tadi sekaligus sebuah konsistensi apa yang ia sudah tulis di linier notes album sebelumnya, ”… seluruh materi dikerjakan dengan sunguh-sungguh, menghindari menjiplak karya orang lain seperti yang sedang cukup sering dikerjakan oleh pihak-pihak tertentu. Musik selayaknyalah menjadi sesuatu yang jujur.” Yup, kesungguhan Tompi berhasil menghadirkan kosep yang cerdas, memperingati perjalanan 9 tahun berkarir dengan memberikan sesuatu yang fresh, bukan semata bernostalgia dengan sebuah kumpulan The Best of Me. Tinggal tugas Anda penggemar Tompi mengikuti provokasinya untuk membeli CD orisinal, tanpa kompromi.
