Album: Live at the Village Vanguard
Label: Pi Records, 2014
1. Dearly Beloved
2. The Wizard
3. Old Man River
4. Bells
5. I’m Confessin’ (That I Love You)
6. Sun Ship
“I always figured that I was a jazz musician in the same sense that Cindy Sherman was a fashion model.”
– Marc Ribot
Di antara banyak kelab jazz di dunia, atau bahkan dipersempit kawasannya di New York, The Village Vanguard ibarat kuil bagi para penikmat dan pembuat jazz sejak akhir tahun 1950-an. Menjadi demikian karena faktor historis jazz yang melekat padanya, pun masih berlangsung hingga kini. Tak terhitung berapa kali tempat itu menjadi saksi sejarah, lewat penampilan raksasa-raksasa jazz yang kemudian diabadikan dalam banyak rilis dengan kode “Live at the Village Vanguard.”
Bagi penggemar setia Marc Ribot serta mereka yang mengamati direksi pertunjukan Village Vanguard dalam beberapa dekade terakhir, rekaman Marc Ribot Trio ini menjadi sesuatu yang tidak biasa. Di samping itu, ada aspek nostalgik di sejumlah peristiwa menuju konser live yang digelar Juni 2012 ini. Marc ialah seniman bunyi bersenjatakan gitar, sangat eklektik sekaligus idiosinkratik dan non-kategori. Namun di antara sekian banyak, Albert Ayler merupakan figur panutannya. Bersama Albert Ayler, kontrabasis Henry Grimes pertama kali tampil di titik yang sama pada akhir 1966, terekam dalam Albert Ayler in Greenwich Village (Impulse!, 1967).
Melengkapi Marc dan Henry ialah drummer Chad Taylor, yang membuat trio ini terdengar rekat dan bergemuruh oleh pukulan-pukulan mautnya. Di album ini terdapat enam buah trek berupa dua nomor standar dan empat komposisi milik Albert Ayler serta John Coltrane. Awalan “Dearly Beloved” merupakan sesi improvisasi kolektif berdurasi 15 menit, tampilkan garangnya cabikan gitar Marc, comping reseptif Henry serta gebukan drum Chad yang seperti dinamit. Demikian pula halnya “The Wizard” yang terasa seperti pesinggungan rockabilly dengan jazz garda depan, berikut sentuhan bluesy dari gitar Marc Ribot.
Penuh spontanitas, antusiasme dan dinamika, nomor “Bells” dimainkan secara epik dan berikan ekstase tersendiri, setidaknya untuk pendengar yang telah jenuh oleh bombardir bebunyian komersil sehari-hari. Di luar ekspektasi, trio ini secara kontras mampu membuai lewat ballad “Old Man River” dan “I’m Confessin’ (That I Love You)” yang teramat sulit bagi pemain amatir dalam menafsirkannya. Sebagai konklusi, “Sun Ship” membawa kembali hulu ledak kepada audiens, mengguncang seisi ruangan sejak birama pertamanya mulai dibunyikan.