Review

Ron Carter, Jack DeJohnette & Gonzalo Rubalcaba – Skyline

Album trio super, “Skyline” menyatukan kembali pianis Kuba Gonzalo Rubalcaba dengan mentor Amerika nya drummer Jack DeJohnette dan bassis akustik Ron Carter. Rubalcaba bermain dengan mereka di akhir 1990-an, ketika dia tiba di Miami dari Republik Dominika.

Di “Skyline”, ketika musisi ini menawarkan beberapa lagu yang mereka mainkan sebelumnya. Jadi, album ini lebih tentang kolaborasi dan warna emosional daripada tentang hal yang benar-benar baru.

Pembuka, “Làgrimas Negras” (“Air Mata Hitam” lagu tradisional Kuba) dimainkan sebagai bolero juga “Nova Mia” adalah lagu klasik kuba lainnya yang melankolis.

Namun aliran album ini adalah jazz mainstream, dengan bagian ritme yang berayun dan banyak alur. Ron Carter menambahkan, “Gypsy” (aslinya dirilis pada tahun 1979 di albumnya dengan Chick Corea) dan, “A Quiet Piece” dari album dirilis di tahun 1978 olehnya.

“A Song for You” (Jack DeJohnette juga memainkan versi aslinya). DeJohnette menawarkan, “Silver Hallow” awalnya direkam dengan proyek fusi New Directions pada tahun 1978 dan, “Ahmad the Terrible”- sebuah komposisi yang didekasikannya untuk Ahmad Jamal.

Selama beberapa dekade keberadaan genre ini, trio akustik post-bop mengalami banyak pasang surut, dan saat ini tidak begitu terlihat dan mendominasi seperti di akhir 1960-an atau awal 1970-an.

Cukup sering generasi baru penggemar jazz lebih akrab dengan fusion yang dulu sangat berpengaruh atau suara jazz lebih modern dari akhir 1990-an dan melenium baru. Tetap saja post-bop yang menyelamatkan tradisi jazz sampai sekarang, dan terkadang dilupakan begitu saja. “Skyline” adalah album yang dibuat oleh master genre, mengingatkan kita betapa hebatnya musik ini bisa terdengar lagi. Interaksinya sangat lancar, sensitivitasnya menyenangkan, dan seni kreatifnya masing-masing dari musisi sangat luar biasa.

“Skyline” album yang masuk nominasi Grammy Awards 2022 untuk kategori Album Jazz Instrumental Terbaik. Kita tunggu saja apakah album ini berhasil memboyong hadiah Grammy di tahun depan.

Ahmad Jailani

Menyukai jazz sejak masih di SMP. Wiraswastawan yang mulai membentuk komunitas Balikpapan Jazz Lovers pada 2008 ini juga kerap menulis artikel jazz di koran-koran lokal di Balikpapan dan sejak 2009 rutin menulis tentang jazz di akun facebook.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Back to top button

Adblock Detected

Please consider supporting us by disabling your ad blocker