Style

Jazz Era tahun 50-an Cool Jazz, Third Stream, Hardbop sampai Modal Jazz

Revolusi dan Pengembangan Bebop

Pada akhir tahun 40-an dan memasuki era tahun 50-an dominasi gaya bebop yang identik dengan gaya Charlie Parker semakin kuat dan banyak mendominasi gaya permainan musik jazz dan musisi-musisi pada era tersebut. Tapi hal ini malah kemudian menimbulkan problem yaitu musik jazz malahan terlihat jadi mulai melemah, statis dan kurang bergairah dalam hal kreatifitas dan musikalitas, bahkan seorang kritisi jazz Alan Rich menulis dalam bukunya di tahun 50-an bahwa jazz saat itu adem dan kurang darah alias melemah. Ternyata hal tersebut juga dirasakan oleh beberapa musisi yang kemudian berusaha bagaimana mencari suatu "bahasa baru" tanpa mengabaikan dan meninggalkan pengaruh-pengaruh dari Charlie Parker dengan kata lain mereka berpikir harus ada suatu pengembangan dari musik Bebop itu sendiri dan di dekade tahun 50-an inilah dimulai revolusi musik Bebop.

Dimulai dari sebuah ruangan di West 55th Street yang merupakan tempat tinggal Gil Evans beberapa musisi dan komposer sering berkumpul dan melakukan diskusi sambil memdengarkan selain musik jazz dari Charlie parker, Lester Young, Duke Ellington dan lain-lain adalah musik-musik dari para komposer modern seperti Alban Berg, Ravel, Debussy, John Cage, Morton Feldman, La Monte Young dan beberapa komposer modern lainnya. Para musisi itu antara lain Gil Evans, Miles Davis, George Russell dan Gunther Schuller, mereka kemudian banyak menciptakan suatu inovasi-inovasi baru dalam musik jazz, Gil Evans dan Miles Davis menciptakan suasana baru dalam musik jazz dengan gaya Cool Jazz, George Russell menciptakan suatu teori Lydian Chromatic Concept of Tonal Organization dan Gunther Schuller bersama pianis John Lewis mengembangkan gaya Third Stream. Selain itu muncul pula beberapa musisi yang juga memberi suatu energi baru pada musik bebop yaitu seorang pemain drums bernama Art Blakey dan pianis Horace Silver yang mengembangkan gaya permainan Hard Bop yang merupakan perpaduan antara ekpsresi bebop dan pembaharuan dari Cool Jazz. Dan banyak nama-nama yang menonjol dalam gaya Hard Bop ini antara lain pianis Tommy Flanagan, pemain trumpet Lee Morgan, Clifford Brown dan Donald Byrd, pemain trombone J.J. Johnson, gitaris Wes Montgomery, pemain saxophone Sonny Rolins, Joe Henderson, Cannonball Adderly dan Hank Mobley.

Setelah itu tampaknya musik jazz makin dinamis dan pada era 50-an inilah banyak sekali musisi-musisi dan komposer yang mengembangkan berbagai gaya dan konsep musiknya. Selain didominasi pleh Cool Jazz dan Hard Bop. Miles Davis sendiri kemudian mengembangkan apa yang dinamakan Modal Jazz yang juga pengembangan dari Cool Jazz dimana changes harmoni diganti dengan berbagai modus saja dan gaya ini dimantapkan oleh John Coltrane yang kemudian nantinya akan berkembang menuju gaya Free jazz pada tahun 60-an. Apa yang dilakukan seornag pemain bass dan komposer yang cukup menonjol pada era itu yaitu Charles Mingus agak lain dia melaukan revitalisasi terhadap musik ini, Mingus tidak secara total membuat sesuatu perubahan yang baru dari musik bebop itu sendiri tapi dia berusaha mencari suatu kemungkinan-kemungkinan dari hal-hal yang belum tergali dalam musik bebop untuk lebih dikembangkan dan dengan hal ini Mingus dapat membuat suatu ekspresi yang baru pada musiknya.

Dalam konteks estetika Cool Jazz perlu disebut seorang pianis yang buta yaitu Lennie Tristano yang juga pendiri dari New School of music di New York pada tahun 1951, tristano dapat mengembangkan estetika Cool Jazz dari segi harmoninya yang menjadi lebih kompleks dan dia juga banyak bereksperimen dengan teknik-teknik polifoni dan aliran musiknya memang kadang dianggap terlalu "intelektual". Dari pemunculan rasio, intelektualisme dan teknik-teknik komposisi gaya dunia dari orang kulit putih seperti Tristano berdampak pula pada musisi-musisi di West Coast, walaupun perkembangan musik jazz pada waktu itu banyak terpusat di New York dengan segala sub kulturenya . Dan banyak pula bermunculan para musisi kulit putih yang menonjol dan diakui sepenuhnya oleh para musisi kulit hitam seperti saxoponis Stan Getz, Art Pepper dan Lee Konitz, trumpetis Chet Baker dan Shorty Rogers, pemain drums Shelly Manne dan Chico Hamilton, pianis Dave Brubeck, pemain clarinet Jimmy Guiffre juga big-band yang dipimpin oleh Stan Kenton. Kebanyakan para musisi West Coast berlatar belakang pendidikan akademik dan mereka banyak yang juga terlibat di studio-studio film Hollywood. Dan pada waktu itu muncul suatu dikotomi yang sebenarnya dimunculkan oleh para kritikus daripada oleh para musisinya sendiri yaitu antara aliran West Coast Jazz yang dinilai "akademis", tidak asli dan tidak murni juga terlau intelektual dengan aliran East Coast Jazz yang asli, murni, bertradisi, inti jazz dan penuh ekspresi dari orang kulit hitam. Sementara dari para musisinya sendiri sebenarnya tidak terlalu mempermasalahkan hal tersebut dan yang diperdebatkan okeh para musisi adalah perselisihan antara musik "mainstream" yang semakin populer dan musik "avant garde" yang mencari inovasi-inovasi dan ekspresi baru.

Pada era ini terutama diakhir tahun 50-an sudah terlihat adanya pengembangan-pengembangan baru yang dilakukan oleh musisi-musisi muda pada waktu itu yang juga gelisah untuk mecari ekspresi-ekspresi baru dalam musiknya dan nantinya hal mengarah ke perkembangan Free jazz dan Avant Garde pada tahun 60-an. Musisi-musisi seperti John Coltrane, Cecil Taylor, Ornette Coleman, Eric Dolphy dan Steve Lacy sudah mulai menonjol dan membuat eksperimen-eksperimen pada musiknya

Ajie Wartono

Memimpin divisi Projects & Event Management. Pernah mengikuti Dutch Jazz Meeting di Amsterdam, Belanda. Selama dua tahun dipercaya menjadi Ketua Festival Kesenian Yogyakarta (2007, 2008) selain sebagai Program Director, Bali Jazz Festival dan Ngayogjazz

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Back to top button

Adblock Detected

Please consider supporting us by disabling your ad blocker