News

Duka bagi dunia Jazz Indonesia, gitaris Ireng Maulana wafat

Ireng Maulana
Ireng Maulana

Sebuah kabar kami terima via pesan pendek lewat handphone dari drummer Eddy Syakroni yang mengabarkan bahwa gitaris Jazz kenamaan Indonesia, Ireng Maulana telah wafat.

Berita yang kemudian menyebar dengan cepat hingga menjadi trending topic di linimasa Twitter ini menjelaskan bahwa gitaris bernama lahir Eugene Lodewijk Willem Maulana itu meninggal dunia dalam usia 71 tahun pada Minggu dini hari pukul 00.25 wib.

Para penikmat musik Jazz khususnya mereka yang berada di Jakarta, tengah berpesta dalam acara Java Jazz Festival dan sontak kabar ini langsung disebarluaskan oleh panitia melalui layar video yang terpasang diseantero venue di Jakarta International Expo Kemayoran.

Esther Maulana yang akrab disapa Nkey, merupakan anak almarhum menginformasikan bahwa Rumah Duka di RD Dharmais lantai 2 ruang Kunzite – Lazulite.

Rencananya jenazah akan diberangkatkan dan dikebumikan di TPU Kampung Kandang pada hari Senin, 7 Maret 2016 pukul 10.00 wib.

***

Sementara status dari Harry Sabar menceritakan di laman Facebooknya:

Semalam Ireng Maulana main di Tartine. FX (5Maret2016), main perdana untuk kontrak main tiap malam minggu..kebetulan kedatangan tamu jepang mereka ngejamzs..begitu seruuu banget..tiba2 ireng bilang sama A.S Mates bassist.,dadanya sesak..disuruh istirahat..duduk bareng Rudi Subekti dan Ireng akhirnya mau dibawa ke RS.HARKIT
Ia berjalan dng kepala disenderkan ke punggung Rudi..sewaktu Rudi mengambil mobil Ireng sdh digotong 5 orang….dng tetap dibawa ke RS HarKit…diperiksa serta diambil tindakan ..sahabat kita ini dinyatakan 30 menit sdh tiada…

Ireng sempet muntah kata penggotong….sedih ternyata dia sdh pergi meninggalkan jutaan kenangan manis..jadi mungkin di mobil Rudi Subekti dia sdh pergi dng tenang dan yakin teman2 akan mengurusnya..tengkiu Rudi..kau sdh berusaha..tetapi Tuhan yg Maha Kuasa menentukan yg lebih baik untuk sahabat kita.. ….I love you broo Ireng…

***

 

ireng-maulana-jazz-at-bimasena

Beberapa tahun lalu ada sebuah kegiatan yang dibuat dalam rangka 50 tahun kontribusi Ireng Maulana, gitaris penggagas Jak Jazz Festival yang mendedikasikan hidupnya bagi perkembangan Jazz di Indonesia.

Turut tampil pula saat itu sejumlah penyanyi antara lain Margie Segers, Ermy Kulit, Syaharani selain hadir pula saxophnis Didiek SSS, Gitaris Kiboud Maulana dan Ireng Maulana & Friends sendiri.

Ireng Maulana menguasai instrumen gitar dan banjo. Ia merilis album duet bersama alm Maryono berjudul Maryono Jumpa Ireng.

Bersama sang kakak, Ireng Maulana merilis pula Ireng dan Kiboud Maulana – Guitar Bossa. Perpaduan gitar elektrik Gibson dan Fender yang dimainkan dengan clean terasa kian bersahabat bagi penyimak album ini. Keduanya tak jarang membiarkan petikan gitarnya saling berdialog. Kiboud Maulana sendiri terkadang menelusuri notasi yang memihak ke blues. Kiboud lebih berani menafsir sebuah improvisasi. Namun Ireng banyak menjaga ritme dengan riffing yang tak berlebihan.

Tak hanya sampai disitu, sang gitaris yang juga mengawal acara Berpacu dalam Melodi yang ditayangkan oleh TVRI sejak 80-an bersama Koes Hendratmo ini juga identik dengan nama Friday Jazz Night yang saban minggu ia gelar di Pasar Festival sebelum akhirnya berpindah ke kawasan Pondok Indah.

Dalam Jak Jazz Festival ia pernah tampil dalam formasi Ireng Maulana and Friendsbersama Didik SSS (saxophone), Harry Toledo (bass), Sam Panuwon (keyboard) dan Rudy Subekti (drum).

Ireng Maulana (dengan nama lahir Eugene Lodewijk Willem Maulana lahir di Jakarta, 15 Juni 1944. putra dari pasangan Max Maulana dengan Georgiana Sinsoe. Bakat musiknya menurun dari ayahnya, seorang pemain gitar asal Cirebon dan ibunya asal Sangir, adalah seorang penyanyiyang pandai memainkan piano.

Nama Ireng diperoleh pada masa kanak-kanak. Adik kandung Kiboud Maulana ini terpaksa dititipkan orang tuanya kepada orang lain, untuk mengubah tabiatnya yang amat bandel. Kebetulan yang menerimanya adalah tetangganya, orang Jawa, yang kemudian memberi nama baru “Ireng”, yang artinya hitam, meskipun kulit si kecil anak putih bersih.

Kesenangan akan jazz mungkin turun dari pamannya, Tjok Sinsoe, pemain bass pada era jazz tahun 40-an.

Berpulangnya Ireng Maulana keharibaaan sang Pencipta, tentu meninggalkan luka mendalam bagi dunia Jazz Indonesia. Dengan Jak Jazz Festivalnya, para penikmat dan musisi Jazz Indonesia dipertemukan dalam sebuah ajang tahunan, sebelum banyak festival jazz bertebaran di Indonesia.

Selamat jalan Oom Ireng.

 

Agus Setiawan Basuni

Pernah meliput Montreux Jazz Festival, North Sea Jazz Festival, Vancouver Jazz Festival, Chicago Blues Festival, Mosaic Music Festival Singapura, Hua Hin Jazz Festival Thailand, dan banyak festival lain diberbagai belahan dunia.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Back to top button

Adblock Detected

Please consider supporting us by disabling your ad blocker