Java Jazz Festival

Djarum Super Mild Java Jazz Festival 2012: Pat Metheny Project

Pat Metheny di JJF 2012 (photo by Arief Sukardono)

Antrian panjang menuju pintu masuk D1 Tebs Hall terlihat di sore hari kedua gelaran Java Jazz Festival 2012, Sabtu 3 Maret. Entah penggemar loyal ataupun sama sekali awam, yang jelas tujuannya sama, yaitu menyaksikan langsung penampilan Pat Metheny. Ia merupakan gitaris inovatif pula inspirasional, rentang karya sejak 1974 hingga kini, kerap dinanti, bahkan beberapa di antaranya mampu mengubah jalan hidup pendengarnya.

Memasuki arena pertunjukan, tampak audiens duduk rapi sambil menunggu acara dimulai, dan ada insiden kecil, ketika beberapa orang berdiri menghalangi penonton di belakang mereka, berbuah lontaran protes untuk segera duduk. Tak langsung diindahkan, salah satu hadirin yang kesal berteriak “duduk!” barulah mereka mau tidak mau harus mengikuti, sebab konser telah berjalan.

Penantian itu akhirnya terbayar juga, Pat mengawali dengan aksi tunggal gitar berdawai 42 berleher empat, tak lain adalah Pikasso, kreasi luthier Linda Manzer yang dibuat khusus untuk Pat Metheny serta menjadi trade mark dirinya. Selepas tampilan solo, kedua musisi pendukung Pat Metheny Project yaitu kontrabasis Ben Williams dan penabuh drum Jamire Williams menempati posisi masing-masing hadirkan “So It May Secretly Begin,” terambil dari Still Life (Talking) oleh Pat Metheny Group di tahun 1987, menarik untuk simak versi reduksi trionya petang itu.

Berlanjut tema catchy “Bright Size Life,” kemudian sentuhan swing atas “Blues for Pat” lengkap dengan sesi trading fours, diteruskan atmosfer Brasilia dalam “James.” Pat tidak banyak omong, ia hanya berkata “It’s great to be here, thank you for coming!” setelah memperkenalkan Ben dan Jamire, selanjutnya adalah buaian semilir ballad “Always and Forever” yang begitu manis.

Nomor berikut “Question and Answer” dibawakan ekspresif, baik oleh Pat maupun kedua rekannya tersebut, ada sebuah pengalaman berbeda ketika melihat langsung aksi Pat Metheny ketimbang lewat rekaman CD atau video. Benar-benar nyata dan tak tergantikan oleh apapun, membuktikan bahwa ia memang gitaris tingkat dewa.

Hujan tepuk tangan pula standing ovation “memaksa” Pat untuk puaskan dahaga audiens dengan sebuah encore, kali ini ia kembali bermain solo gitar akustik nilon. Alhasil, sajian medley memenuhi ruang dengar, “Phase Dance,” “Minuano (Six Eight),” “September Fifteenth,” dan “This is Not America” adalah kado spesial Pat Metheny di putaran kedua Java Jazz Festival 2012. (Thomas Y. Anggoro/wartaJazz)

Thomas Y. Anggoro

Lulusan ISI Yogyakarta. Telah meliput festival di berbagai tempat di Indonesia dan Malaysia.

2 Comments

  1. tulisan menarik thanks bung Thomas.. benar tuh insiden teriakan utk duduk. orangnya ada di samping saya.. emang agak ngeyel.. hehehe pas duduk pun nggak benar2 duduk.. tapi masih berjongkok diatas lutut 🙂
    btw utk judul lagu yg blues itu bukannya Broadway Blues? entahlah beberapa teman bilang itu. Sajian kedua di hari Minggu saya kira lebih menarik daripada pertama, walau dengan set list yg sama. 😉
     

  2. Tulisan ini mengulas show Pat di hari Sabtu, tapi foto nya adalah show di hari Minggu 😀
     

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Back to top button

Adblock Detected

Please consider supporting us by disabling your ad blocker